JAKARTA – Melakuan wisata halal Jepang tak lengkap rasanya bila tak menyisihkan waktu mengunjungi masjid terbesar di negara tersebut yakni Masjid Tokyo Camii. Masjid ini pula menjadi simbol keberagaman di Negeri Sakura.
Masjid Tokyo Camii berdiri dengan megah di kawasan Shibuya, Tokyo, memancarkan aura spiritualitas dan budaya Islam di tengah hiruk pikuk kota metropolitan. Masjid ini, yang merupakan masjid terbesar di Jepang dengan luas 1.477 meter persegi, menjadi simbol toleransi dan keragaman di negara Matahari Terbit.
Nah yang menarik, masjid ini bagaikan permata arsitektur Ottoman yang tertanam di Tokyo. Fasadnya yang berwarna putih bersih dihiasi dengan kaligrafi indah dan jendela melengkung, memberikan kesan megah dan elegan. Kubah sentral berwarna biru langit menjulang tinggi, menandakan keagungan Allah. Empat menara ramping di keempat sudut masjid menandakan waktu sholat bagi umat Islam.
Memasuki masjid dalam wisata halal Jepang, kamu akan disambut oleh interior yang luas dan tenang. Ruang utama masjid dihiasi dengan karpet merah dan lampu gantung yang berkilau. Mihrab, ceruk yang menunjukkan arah kiblat, dihiasi dengan ukiran yang rumit dan indah. Mimbar, tempat khutbah disampaikan, terbuat dari kayu dengan ukiran yang menawan.
Masjid Tokyo Camii tidak hanya indah secara arsitektur, tetapi juga menawarkan suasana yang damai dan menenangkan. Kamu yang jalani wisata halal Jepang bisa duduk di ruang utama masjid untuk merenungkan diri, membaca Al-Qur’an, atau menunaikan sholat. Taman kecil di halaman masjid memberikan ruang hijau yang menyegarkan di tengah hiruk pikuk kota.
Tak cuma itu, Masjid Tokyo Camii bukan hanya tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga simbol toleransi dan keragaman di Jepang. Masjid ini terbuka untuk pengunjung dari berbagai agama dan latar belakang untuk belajar tentang Islam dan budaya Muslim. Berbagai kegiatan edukasi dan kebudayaan diadakan di masjid ini untuk menjembatani dialog antar agama dan memperkaya pemahaman masyarakat.
Telusuri Sejarah Masjid dalam Wisata Halal Jepang Kamu
Masjid Tokyo Camii tidak hanya sekedar bangunan megah, namun juga menyimpan sejarah panjang umat Islam di Jepang. Kamu bisa menelusurinya dalam wisata halal Jepang.
Pada 1938, Masjid Tokyo Camii pertama kali dibangun oleh para imigran Muslim asal Bashkir dan Tatar, Rusia, yang melarikan diri dari Revolusi Oktober. Masjid ini dibangun bersama dengan sekolah di dekatnya, dengan arahan Abdurreshid Ibrahim, Imam pertama, dan Abdülhay Kurban Ali.
Lalu, selama Perang Dunia II, masjid ini mengalami kerusakan akibat serangan udara. Nah pada 1984, masjid ini dihancurkan karena kondisi bangunan yang sudah tua dan tidak layak. Dua tahun berselang, Asosiasi Turki Tokyo menyumbangkan tanah masjid kepada Republik Turki dengan syarat bahwa masjid baru harus dibangun di atasnya.
Pada 1998, Yayasan Tokyo Camii dibentuk untuk menginisiasi pembangunan kembali masjid. Setelah dua tahun masa pembangunan, Masjid Tokyo Camii yang baru diresmikan dengan gaya arsitektur Ottoman yang megah. Sejak saat itu, Masjid Tokyo Camii tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kehidupan Muslim di Tokyo.
Masjid ini menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya, seperti kajian Islam, kursus bahasa Arab, dan perayaan hari besar Islam. Selain itu, masjid ini juga memiliki pusat kebudayaan Turki yang memperkenalkan budaya dan tradisi Turki kepada masyarakat Jepang.